HALO! //caplok jebol
Apa kabar? Semoga sehat selalu ya.
Berjumpa lagi dengan diriku si author gajelas //hey.
Pada kesempatan kali ini, ijinkan aku buat berbagi cerita //intinya mau curhat lagi. Akhir-akhir ini semangat jari jemariku buat break dance di atas keyboard lagi membara, tapi yaa semangat yang muncul ternyata malah curhat. Jadi yhaa harap dimaklum. Yhaa, yang penting berusaha buat produktif //tampar.
Malam ini Bandung juga hujan. Suasananya cocok lah yhaa //tampar lagi.
**
Aku sebenernya bingung mau mulai darimana, intinya sih aku pengen ngasih gambaran soal how struggle to found an original passion. Menjadi orisinal memberikan tantangan tersendiri, dia bisa menjadi pisau bermata dua. Membuatmu nyaman dan membuatmu sulit untuk diterima oleh sebagian orang. Ya karena hidup adalah pilihan, tentu memilih nyaman bukanlah sebuah kesalahan. Hanya saja, resiko ditanggung sendiri HAHAHA.
Orisinal dalam konteks ini adalah drawing style. Aku emang gak tahu apa-apa soal jenis atau aliran dalam menggambar. Ya, dulu aku udah belajar soal itu di pelajaran seni. Tapi seni bisa lebih dari itu, seni adalah cerminan diri //kayak jodoh, ambisi, dan ekspresi. Jadi aku lebih seneng buat praktek di pelajaran seni daripada ngapalin soal pengertian dan kawan-kawannya.
Pengembaraanku dalam berkarya dimulai sudah sejak sangat lama dan aku memulainya dengan meniru karya oranglain. Ya, meniru.
![]() |
| meniru jaman old 1.0 |
![]() |
| meniru jaman old 2.0 |
Berbagai gaya sudah aku tiru. Harus ku akui, gaya terbesarku dulu dalam menghasilkan suatu karya sangat terpengaruh oleh gaya Eiichiro Oda-Sensei. Serba wanpisu. Tapi, sayang aku gak nyimpen spesimen yang dulu aku buat. Jadi, percaya ajalah ya sama omonganku HAHAHA
Semakin kesini, aku gak ngerasa nyaman untuk mengikuti gaya beliau. Terlalu melelahkan buatku. Melelahkan karena orang-orang berpendapat kalau karyaku makin gak mirip dengan karya yang empunya. Aku sadar menjadi oranglain itu mustahil, semirip apapun karyanya orang-orang tentu akan mengenal si pencipta utamanya, kalaupun kita dikenal mungkin cuma jadi side kick. "Oh, ini harus segera diakhiri." Begitu pikirku.
Yhaa, sampailah aku di fase gak bisa niru karya apapun (dan sampai saat ini, aku gak bisa bener-bener niru, dalam artian ngegambar yang mirip. makanya, aku selalu nolak kalau disuruh ngegambar seseorang atau sesuatu. kerena hasilnya selalu di luar ekspektasi. aku gak siap buat menerima komentar "ish gak mirip"). Itu fase yang menyebalkan sekali dan aku emang gak punya pilihan lain selain mempertebal kepercayaan diriku buat menampilkan apa yang ada pada diri ini. It's so hard to do.
![]() |
| my old style 1.0 |
![]() |
| my old style 2.0 |
Dengan berbagai halangan dan rintangan, aku akhirnya bisa menjadi diriku. Menjadi diri sendiri jauh lebih melelahkan. Penilaian oranglain selalu bertolak belakang dengan keinginanku. Gayaku gak punya nilai jual. Gak bisa memenuhi keinginan pasar, gak ngikutin gaya apapun. Terlalu berbeda. Gaya manga? Gak. Gaya barat? Gak. Bener-bener gak ngiblat kemanapun.
Menjadi beda juga menjadi bumerang buatku. Lagipula yhaa.. berkarya bukan cuma soal memenuhi ketertarikan oranglain, tapi juga soal kepuasan diri. Ketertarikan orang emang beda-beda. Bukan tugasku buat memaksakan kehendak. Aku nyaman dengan fase ini dan nyaman gak berarti gak improve. Aku gak boleh terlalu egois. Kalaupun oranglain gak puas, seenggaknya mereka merasa nyaman dengan melihat karyamu. Karena aku percaya, setiap karya punya daya tarik.
Dan yhaa, dari waktu ke waktu, karyaku yang beda ternyata berubah juga. Berevolusi, pelan tapi pasti.
![]() |
| my new style 1.0 |
![]() |
| my new style 2.0 |
![]() | |
| my new style 3.0 jadi semakin lebih baik kan? INI KEMAJUAN! HAHAHA |
Hanya satu hal yang bisa aku ucapkan pada perjalananku ini. Terima kasih kepada Sang Pemberi dan Pengatur Kehidupan, Pencipta Yang Maha Hakiki. Niatku berkarya bukan untuk bersaing denganMu. Aku gak berhak untuk melawan kedigdayaanMu. Aku yang hanya debu ini gak mungkin bisa bersaing. Selain diriku, Engkaulah yang mengerti betul soal diriku karena Engkau selalu berada di sisiku, berada di urat nadiku. Rasa syukurku selalu ada untukMu, terima kasih karena telah memberikan jalan yang unik, terima kasih karena telah mempertemukanku dengan orang-orang yang jauh lebih unik, terima kasih atas segalanya. Terima kasih..
**
P.S.
Mungkin bagi sebagian orang, jalan yang aku tempuh tidak sesuai dengan prinsip agama yang aku yakini. Karena yaa mungkin akunya juga yang terlalu 'ngeyel'. Jadi ya gak apa-apa, setiap orang berhak buat berpendapat. Niat awalku hanya untuk membagikan cerita pribadiku, apa yang aku alami. Jika ada nilai positif, silakan diambil. Jika tidak, lebih baik jangan. Tindakan selanjutnya aku serahkan pada kebijakan pembaca.
Walaupun begitu, aku gak menutup kemungkinan kalau bisa saja di suatu hari nanti aku akan menempuh jalan yang sangat berbeda dari apa yang ku lalui saat ini. Tapi aku percaya pada takdirku, aku hanya berusaha membiarkan semuanya mengalir. Karena aku percaya, hanya Dia lah yang mampu untuk membulak-balikan hati setiap umatNya. Ya, hanya itu.
**
Terima kasih karena sudah menyimak curhatku. Mohon maaf bila ada kesalahan baik dalam penulisan, pemilihan kata ataupun hal lainnya. Have a great day!
With love,
yummyulia







Tidak ada komentar:
Posting Komentar